Dalam banyak artikel, teh dicatat sebagai sebuah minuman berasal dari Cina. Menurut praktisi teh Indonesia, Ratna Soemantri, kehadiran teh sudah ada sejak ribuan tahun lalu di Cina. Di Indonesia, tanaman teh pertama kali masuk tahun 1684, berupa biji teh dari Jepang yang dibawa oleh seorang Jerman bernama Andreas Cleyer, dan ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta.
Namun di luar pendapat tersebut, Antropolog dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Pande Made Kutanegara mengatakan sebaliknya. Menurutnya, jauh sebelum tanaman teh datang ke Indonesia sekitar abad ke-17, Tegal sudah memiliki budaya minum teh yang berakar dari Cina. Teh tersebut didatangkan langsung dari Cina.
Dua pandangan yang bertolak belakang tersebut tentu sangat menarik. Namun keduanya pada dasarnya memiliki akar yang sama, yaitu tradisi minum teh Indonesia diadopsi dari luar yaitu Cina. Namun kini pendapat tersebut kiranya perlu segera direvisi. Teh dicatat sebagai minuman yang disajikan di istana Majapahit.
Teh Sebagai Jamuan Khusus Istana Majapahit
Menurut Kroniek van Koetai ketika Maharaja Sultan menjadi mahasiswa dan dijamu di Istana Majapahit, berbagai makanan dan minuman disajikan untuknya kala malam hari. Makanan dan minuman tersebut adalah sebagai berikut.
Setelah soedah berhenti maka haripoen soedah djaoeh malam maka keloear poela santapan minoeman seperti kahwa dan tėh serta dengan djoeadahnja berdjenis-djenis roepanja dan tjita rasanja seperti dodol dan noman dan madoe moengsoe dan serikaja dan lelapon sitoekoepan dan poeteri mandi dan ratoe berkoeroeng maka itoelah banjak djenisnja makan-makanan itoe maka sang ratoe dan Maharadja Soeltanpoen makan minoemlah baginda doea orang itoe sambil memandir-mandir maka kata Maharadja Soeltan: “Berapa perkara soeaka orang yang kaboel”, (Constantinus Alting Mees, 1935: 207).
Dalam catatan Kroniek van Koetai di atas, berbagai makanan dan minuman yang disajikan di istana Majapahit pada larut malam hari tersebut, terdapat makanan dan minuman yang bertahan hingga saat ini. Mereka adalah sebagai berikut.
Minuman
- Kahwa = ?
- Tėh = Teh
Makanan
- Djoeadah = Juadah
- Dodol = Dodol
- Noman = ?
- Madoe moengsoe = Madu Mongso
- Serikaja = Kue Serikaya
- Lelapon sitoekoepan = ?
- Poeteri mandi = Putri Mandi
- Ratoe berkoeroeng = ?
Sangat menarik diantara yang masih bertahan itu adalah tėh. Tėh atau teh bukan saja bertahan hingga saat ini, tapi bahkan mendunia dan disukai oleh berbagai negara. Salah satunya Inggris. Teh pada awalnya merupakan minuman yang dihidangkan untuk para tamu istimewa di Majapahit.
Teh Majapahit
Ketika bangsa Portugis memulai melakukan penjelajahan samudera, tėh yang menjadi minuman istimewa istana Majapahit mulai dikenal. Sebagai minuman yang dihidangkan oleh kerajaan, tėh menjadi barang yang dicari. Karena tėh merupakan minuman dari istana Majapahit, minuman ini sangat dimungkinkan berasal dari tradisi kerajaan sebelumnya. Mengingat menurut Prapanca, tradisi Majapahit mengikuti tradisi kerajaan Airlangga (Nag. 16.3). Dengan kata lain, tėh berasal dari tradisi Jawa yang lebih tua.
Memang dimungkinkan teh yang dihidangkan istana Majapahit berasal dari wilayah India atau Cina. Namun kemungkinan tersebut masih merupakan hipotesis. Lebih mungkin tanaman teh merupakan tanaman perdu yang juga tumbuh di Jawa. Sehingga Jawalah yang kemudian mempopulerkannya, terlebih Cina merupakan wilayah yang disatukan yang disebut dengan wilayah Dwipāntara, dimulai sejak dari jaman Medang (Lihat Teks Calon Arang Lor 5387/5279. Lihat I Made Suastika, 1997: 81) hingga Majapahit (Lihat WP. Groeneveldt, 2009: 54-55, di mana Kaisar Cina menyatakan diri sebagai rakyat Majapahit). Dengan adanya data tersebut, maka lebih dimungkinkan jika tradisi minum tėh Cina, meniru apa yang ada di istana Jawa tersebut. Selain itu, istilah tėh juga merupakan kata asli Indonesia. Hanya saja karena kekhususannya, tėh yang dikembangkan di Jawa pada masa lalu, memang tidak bersifat masal.
Salah satu bukti yang sangat jelas bahwa tėh dari istana Majapahitlah yang ditiru oleh bangsa lain, adalah masuknya tėh sebagai kata serapan bahasa Belanda dan Inggris. Bukan ‘cha’, yaitu teh yang dikenal di Cina atau ‘ocha’ yaitu tėh yang dikenal di Jepang. Selain itu Belanda dan Inggris pun dalam melaksanakan maskapai perdagangannya pada masa lalu seperti VOC dan EIC hanya melanjutkan perdagangan yang dilaksanakan sebelumnya oleh Majapahit dan Portugis. Ini semakin menunjukkan bila teh adalah minuman premium kala itu yang kemudian di contoh oleh bangsa lain.
Dari sini dapat dikatakan jika tėh, teh, thee, dan tea adalah minuman istana Majapahit untuk dunia. Maka jika saat ini anda minum secangkir teh apapun jenisnya, maka yakinkanlah diri anda, jika anda saat ini tengah minum minuman khusus istana Majapahit.*
Sumber:
- Constantinus Alting Mees, De Kroniek Van Koetai. Santpoort: N.V. Uitgeverij V/H C.A. Mees, 1935.
- Groeneveldt, W.P, Nusantara dalam Catatan Tionghoa. Jakarta. Komunitas Bambu, 2009.
- Irawan Djoko Nugroho, Meluruskan Sejarah Majapahit. Yogyakarta, Ragam Media: 2010.
- Made Suastika, I, Calon Arang dalam Tradisi Bali, Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1997.
- http://www.tehpelunturlemak.net/2013/07/asal-usul-dan-sejarah-teh.html
- https://www.facebook.com/permalink.php?id=511990068841133&story_fbid=531998653506941
- http://www.okefood.com/read/2013/01/10/299/744164/asal-usul-teh-yang-dahulunya-minuman-kaum-bangsawan
- http://ciseureuhtea.blogspot.com/2010/08/asal-usul-teh.html
- http://klikbagikan.blogspot.com/2014/04/sejarah-dan-asal-usul-teh.html
- http://id.wikipedia.org/wiki/Teh
- http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kata_serapan_dari_bahasa_Belanda_dalam_bahasa_Indonesia
- http://chirpstory.com/li/21616