Menurut Robert Dick-Read, kapal-kapal Indonesia Kuna menggunakan sistem kemudi quarter, sedangkan kapal Cina menggunakan sistem kemudi berporos yang ditempatkan di buritan, (Robert Dick-Read, 2008: 68). Robert Dick-Read bahkan kemudian dengan tegas menyatakan sistem kemudi berporos itu sebagai penemuan hebat bangsa Cina, (Robert Dick-Read, 2008: 68).
Pendapat Robert Dick-Read tidak sepenuhnya salah. Hanya saja pendapat ini lebih didasarkan pada kapal-kapal kuno Indonesia bagian timur dan bukan kapal-kapal kuno Indonesia bagian baratnya. Mengingat kapal galleon yang disebut sebagai kapal Eropa termodern merupakan copy paste kapal Ghali Malaka (HHT. V:97) dan Gali Banjar (HB. 6.1), juga telah menggunakan sistem kemudi berporos yang ditempatkan di buritan. Gali Banjar bahkan telah dicatat jauh sebelum kapal Cina diberitakan berlayar di Asia. Karena itu pendapat Robert Dick-Read tentu tidak benar.
Seperti Apa Sistem Kemudi Kapal Borobudur?
Di dalam Candi Borobudur, terpahat 10 relief kapal yang berupa 6 kapal besar dan 4 kapal kecil. Kapal besar menggunakan layar (cadik), sedangkan kapal kecil menggunakan dayung. Bila melihat kembali relief kapal tersebut terutama kapal besarnya, muncul pertanyaan: kapal Borobudur menggunakan sistem kemudi quarter atau sistem kemudi berporos yang ditempatkan di buritan?
Secara umum sistem kemudi quarter dan sistem kemudi berporos yang ditempatkan di buritan dibedakan dari bentuk buritan kapal. Kapal dengan sistem kemudi quarter, bagian buritannya umumnya berbentuk seperti sisir pisang atau bulan sabit. Sedangkan sistem kemudi berporos yang ditempatkan di buritan, bagian buritannya berbentuk lebih papak atau tidak seperti bulan sabit.
Bila diperhatikan secara seksama, ternyata kapal-kapal yang direlief candi Borobudur bagian buritannya berbentuk lebih papak atau tidak seperti bulan sabit.
Gambar 1.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/30/Borobudur_ship.JPG
Sangat jauh berbeda dengan kapal ini.
Gambar 2.
Atau ini.
Gambar 3.
http://indahnesia.com/Images/Information/SUH_kora_kora.jpg
Dari sifat tersebut, maka mungkinkah kapal Borobudur seharusnya menggunakan sistem kemudi berporos yang ditempatkan di buritan.
Kapal Borobudur Versi Nick Burningham
Upaya menggagas rekonstruksi kapal dari relief candi dari masa Wangsa Sailendra yang selanjutnya disebut dengan kapal Borobudur atau kapal Samudraraksa dibidani oleh Phillip Beale. Rekontruksi itu didukung oleh Nick Burningham seorang arkeolog maritim dari Inggris. Nick Burningham membantu Beale mewujudkan rekonstruksi kapal berbahan kayu.
Gambar 4.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/85/Rigging4.png/250px-Rigging4.png
Sayangnya, Nick Burningham dan Beale dalam mewujudkan sistem kemudi kapal Borobudur adalah sistem kemudi quarter. Sistem dimana kemudi kapal berupa sirip kayu yang dihubungkan langsung dengan batang pengendali di atasnya. Terdapat dua kemudi, di sisi kiri dan kanan buritan kapal. Apabila kemudi ditarik ke kiri, kapal akan berbelok ke kanan, dan jika ditarik ke kanan, kapal akan berbelok ke kiri.
Sistem ini kiranya sangat terinspirasi dari kapal-kapal kapal-kapal kuno Indonesia bagian timur. Kapal yang bagian belakangnya cenderung berbentuk seperti sisir pisang atau bulan sabit. Mungkinkah Nick Burningham dan Beale keliru dalam menetapkan sistem kemudi kapal Borobudur? Bila melihat bentuk kapal-kapal relief candi Borobudur yang cenderung papak, maka sistem kemudi quarter yang diwujudkan Nick Burningham dan Beale perlu direvisi.
Sumber Acuan:
- http://hurahura.wordpress.com/2014/01/11/candi-borobudur-jejak-maritim-dinasti-sailendra/
- http://membelah-angkasa.blogspot.com/2010/06/lagu-nenek-moyangku-seorang-pelaut.html
- http://wuestenschiff.de/Phoenicia/Boro_Exped.pdf
- https://www.mail-archive.com/proyekers@ppk.itb.ac.id/msg00422.html.