Isu kristenisasi menimbulkan berbagai penolakan terhadap pembangunan Super Blok Siloam di Kota Padang, Sumatera Barat beberapa waktu lalu. Isu kristenisasi juga menimbulkan konflik sosial di grassroot di Indonesia. Sebenarnya kristenisasi itu ada atau tidak, dan jika ada, kapan dimulainya?
Arti Kata Kristenisasi
Kristenisasi adalah upaya untuk mengkristenkan orang atau membuat seseorang memeluk agama Kristen. Arti kata itu menurut istilah ialah: mengkristenkan orang secara besar-besaran dengan segala daya upaya yang mungkin agar supaya adat dan pergaulan dalam masyarakat mencerminkan ajaran agama Kristen. Masyarakat yang demikian akan lebih melancarkan tersiar luasnya agama Kristen. Akhirnya kehidupan rohani dan sosial penduduk diatur dan berpusat ke gereja,1).
Sedangkan Kristenisasi dalam pengertian politik ialah: berusaha untuk lahirnya undang-undang ataupun peraturan atau tindakan dan sikap penguasa, yang memberi kesempatan lebih banyak lagi bagi tersiarnya agama itu atau menguntungkan bagi agama itu. Apabila penyebaran dalam masyarakat telah berhasil dan dalam bidang politik berhasil pula, maka terbukalah jalan yang selebar-lebarnya untuk menjadikan keseluruhan masyarakat bernapaskan Kristen, sehingga diharapkan dengan cepat umat Kristen akan menjadi mayoritas, seperti umpamanya kejadian di Pilipina, yang sekarang ini ternyata menjadi basis perluasan ke seluruh Asia Tenggara, 2).
Dimulai Era Belanda
Istilah Kristenisasi di Indonesia ternyata secara massif dimulai sejak era Belanda dulu. Kala itu Pemerintah Belanda di Indonesia mewacanakan ide Beschaving Missie atau misi pemberadaban. Salah satu institusi yang digunakan sebagai pilar untuk mewujudkan gagasan itu adalah NBG (Nederlandsch Bijbelgenootschap). NBG bergerak dalam bidang syiar agama Kristen.
Syiar agama Kristen dianggap dapat menyebarkan Cahaya Illahi dari Yang Maha Pemurah kepada kaum bumiputra yang secara stigmatis masih dianggap tidak bermoral, tidak berbudi pekerti, percaya kepada takhayul, dan kanibal, 3). Karena itu, kepada mereka harus diajarkan ajaran kemuliaan yang berasal dari Alkitab. Pengajaran itu kemudian disebut dengan istilah Kristenisasi.
Pemerintah Belanda dalam melaksanakan ide Beschaving Missie dengan sangat serius. Penerjemah Alkitab dalam bahasa-bahasa daerah di Hindia Belanda dijadikan sebagai bagian dari misi yang sangat penting. Untuk kepentingan itu, NBG tidak mau mempekerjakan penerjemah amatiran. Lembaga tersebut menetapkan syarat yang ketat untuk perekrutan penerjemah Alkitab yang diberi kedudukan sebagai taalafgevaardigde (utusan bahasa).
Selain ahli bahasa, orang yang direkrut harus mendalami secara ilmiah adat-istiadat, agama, dan ajaran kesusilaan yang dijunjung tinggi oleh kaum bumiputra di daerah bersangkutan, 4). Sebagaimana yang dialami oleh J.F.C. Gericke, utusan bahasa penerjemah Injil yang pertama NBG, sebelum ditugasi menerjemahkan Alkitab di Jawa ia harus mempersiapkan diri dengan belajar bahasa Latin, Yunani, Ibrani, Arab, Melayu, Jawa, dan sejarah di negeri Belanda, 5).
Beschaving Missie Sebagai Misi Budaya
Keseriusan pelaksanaan Beschaving Missie kepada kaum bumiputra yang awalnya ditujukan pada yang tidak bermoral, tidak berbudi pekerti, percaya kepada takhayul, dan kanibal kemudian ditujukan kepada semua kaum bumiputra, yang di dalamnya juga memeluk agama Islam. Beschaving Missie bukan lagi menjadi misi pemberadaban suku-suku terasing dan kanibal kala itu seperti suku Dayak dan suku-suku di Irian semata, namun juga misi kebudayaan yang intinya sebagai mesin untuk membangkitkan cinta dan simpati kepada Belanda karena sebagian besar masyarakat bumiputera tidak merasakan manfaat dari pemerintah Belanda.
Dari hal tersebut dapat dikatakan jika Beschaving Missie itu ada. Dan sangat menarik berdasar hal tersebut pula, lahirnya generasi Kristen di Nusantara karena keberhasilan Beschaving Missie yang dilaksanakan Belanda. Generasi yang memiliki simpati kepada Belanda dan menganggap budaya masyarakat asli sebagai budaya tak berkelas. Dan ternyata, itu ada hingga sekarang.*
Catatan:
- Lihat, http://media.isnet.org/antar/JuruSelamat/ArtiKristenisasi.html
- lihat, http://media.isnet.org/antar/JuruSelamat/ArtiKristenisasi.html
- Handelingen-NBG dalam Groeneboer, 2002:7, via Sudibyo, 2009: 12.
- Plomp, 2000:89, Sudibyo, 2009: 13.
- Swellengrebel, 1974:49, Sudibyo, 2009: 13.
Sumber:
- Sudibyo, 2009, Dalam Bayang-Bayang Kolonialisme. Filologi dan Studi Sastra. Yogyakarta, Unit Penerbitan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.
- http://media.isnet.org/antar/JuruSelamat/ArtiKristenisasi.htm.
Sumber Gambar:
- http://www.husni-magz.tk/2015/11/utopia-para-misionaris-kristen.html